Mencoba Peruntungan Budidaya Kerang Jumbo

KBA.ONE, Banda Aceh – Setelah sukses budidaya tiram kecil, kini Mantan Juru Bicara Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Sardani M Syarif, kembali mencoba keberuntungan dengan budidaya tiram jumbo.

Alasan awal dalam budidaya tiram cukup sederhana, yaitu rasa prihatin karena melihat masyarakat mengambil tiram sebelum masa panen tiba. Ditambah lagi  kebutuhan tiram di masyarakat, khususnya di Aceh, juga semakin tinggi. Situasi ini semakin membuat Syardani serius menekuni budidaya tiram.

Sebelumnya, Syardani memang pernah sukses membudidayakan tiram kecil. Ia memanfaatkan ban mobil bekas sebagai media untuk menempel spat (bibit) tiram. Namun kali ini, ia mencoba membudidayakan tiram jumbo, walapun saat ini masih kategori program pilot projek dalam pengembangan tiram di Aceh.

Tiram jumbo. | Foto: KBA.ONE, Fitri

“Budidaya tiram jumbo ini baru saya lakoni, dan ini sebagai pilot projek untuk pengembangan budidaya tiram di Aceh. Selain itu juga akan kita jadikan sebagai tempat edukasi bagi masyarakat dan mahasiswa untuk belajar dan melakukan penelitian,” kata Tengku Jamaika, panggilan akrab Syardani, Rabu 23 Juni 2021.

Tengku Jamaika dinilai sangat melek terhadap bisnis tiram, apalagi jenis jumbo. Ia mengaku punya jaringan luas untuk memasarkannya, terutama negara-negara luar seperi Jepang, Singapura, dan Cina. “Bahkan untuk wilayah Jakarta dan Surabaya saja terkadang kita belum sanggup untuk memenuhinya kebutuhan pasarnya,” ungkap Jamaika optimis.

Jamaika menilai budidaya tiram jumbo ini sangat mudah karena tak jauh berbeda dengan budidaya tiram kecil yang pernah ia kembangkan dengan melakukan Budidaya Titam Metode Sederhana (BTMS) bermedia ban mobil bekas. 

Tapi, untuk budidaya tiram jumbo kali ini ia akan menggunakan keranjang. “Alhamdulillah Kodam Iskandar Muda (IM) memberi bantuan satu kontainer keranjang yang akan digunakan dalam pengembangan tiram nantinya,” cerita Jamaika.

Dia menguraikan metode BTMS lebih memudahkan para petani saat masa panen. Jika sebelumnya petani tiram harus berendam di laut asin untuk memanen tiram di batu-batu dan kayu di dasar waduk, sungai, atau alur, kali ini cukup menggunakan sampan atau perahu untuk mengambil keranjang yang sebelumnya sudah diisi bibit tiram.

“Pengembangan tiram ini akan memudahkan dan meringankan pekerjaan mereka (petani tiram). Nanti, itu juga bisa jadi sebagai pusat edukasi budidaya tiram yang lebih modern,” katanya.

Berapa bulan musim panennya? Kata Jamaikam, untuk tiram- tiram kecil biasanya 6 bulan sudah bisa panen. Tapi  untuk tiram jumbo, Jamaika belum tau pasti berapa lama masa panennya, harus dilakukan penelitian terlebih dahulu. Dan saat ini ada seribu keranjang yang dia sediakan untuk penangkaran tiram besar tersebut.

Tiram jumbo sebelum dikeluarkand dari dalam jaring. | Foto: KBA.ONE, Fitri

Kini, untuk memanfaatkan 1000 unit keranjang, Tengku Jamaica membutuhkan 5000 kg atau sebanyak 5 ton bibit tiram untuk dibudidayakan. Harga perkilonya berkisar antara Rp15 ribu hingga Rp20 ribu.

Sehingga bagi siapa saja yang ingin membantu sesuai kemampuan untuk pengembangan tiram ini dapat menghubunginya langsung. Atau bisa juga dipntau viamedia sosial kaena Jamaika  rajin membagikan informasi terkait budidaya tiram di akun facebooknya, Teungku Jamaica. 

Di sela keterangannya, Teungku Jamaika juga menyebutkan manfaat lain dari tiram yang tidak hanya sebagai bahan konsumsi saja.

“Padahal kalau mau dipelajari, Tirom itu mempunyai segudang manfaat lainnya bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu:

1. Tiram memberikan banyak manfaat ekonomi bagi manusia dari panen langsung untuk keuntungan komersial.

2. Tiram dapat menyediakan makanan dan menjadi habitat bagi beragam jenis ikan, udang, kepiting, burung dan berbagai micro organisme yg tidak terlihat dg mata manusia.

3. Satu biji Tiram dapat menyaring dan membersihkan air mencapai 50 gallons atau setara dg 189 liter air per hari.

4. Tiram dapat memperbaiki kualitas air laut.

5. Tiram mampu menyangga meningkatnya keasaman air laut.

6. Tiram dapat mencegah erosi pantai.

7. Cangkang Tiram dapat dimanfaatkan untuk bebagai produk seperti pupuk tanaman,” tulis Jamaika. 

Lokasi Budidaya Tiram Jumbo

Teungku Jamaika menjelaskan lokasi perkembangbiakan tiram itu rencananya akan dilakukan di daerah Alue Naga, Ulee Lheue, Aceh Besar dan Aceh Jaya.

”Jadi nanti bisa kita lihat mana lokasi terbaik untuk pengembangan tiram ini,” ucapnya.

Soal penentuan lokasi budidaya terbaik, katanya, memang belum pernah ada penelitian di Aceh, begitu juga soal kandungan gizi yang ada di tiram itu. 

“Nanti kami akan mengajak mahasiswa dan dosen kampus di Aceh untuk melakukan penelitian di daerah mana yang lebih bagus karena tiap tempat plankton juga berbeda-beda,” sambung Jamaika.

Selain bicara lokasi budidaya tiram jumbo, Jamaika juga mengupa aspek bisnis dari tiram itu sendiri. Menurut dia, jika dilihat dari pendapatannya, tiram bisa dijadikan bisnis yang menjanjikan.

Lokasi budidaya tiram jumbo di kawasan Ulee Lheue, Banda Aceh. | Foto: KBA.ONE, Fitri

Apalagi ia  sering mengirim tiram ke Jakarta setiap bulannya. Jika dikaji lagi, katanya, harga tiram di luar negeri juga sangat mahal.

“Dari sisi ekonomi lihat dulu tiram untuk apa, mungkin di Aceh masih sepele karena kalangan yang mengkonsumsinya masih terbatas. Kalau di luar negeri, tiram dimakan mentah seperti sushi, jadi harganya sangat mahal. Makin besar, makin mahal,” papar Jamaika.

Jamaika berharap pemerintah Aceh mau membantu petani tiram karena hal itu juga akan mengharumkan nama Aceh nantinya.

“Sekarang kita buat contoh Pilot Project Pelihara Tirom yang lebih modern agar bisa dilihat contoh sama pemerintah (gubernur, bupati, wali kota) supaya membantu masyarakat,” pintanya.

Jamaika mengaku hingga saat ini dana untuk membeli bibit tiram dari para petani belum terkumpul. Ia berharap akan ada pihak yang membantunya.

“Kalau kita bicara 5 ton tadi kan sangat banyak. Tapi kalau 100 juta rupiah aja, bagi pemerintah kan cuma sedikit itu,” candanya mengakhiri percakapan.***|FITRI, Kontributor Banda Aceh

sumber: https://www.kba.one

Scroll to Top