Rokhmin Dahuri : Perlunya Indonesia Aquaculture Incorporated

Masyarakat Akuakultur Indonesia menggelar Sarasehan Nasional Bisnis dan Teknologi Komoditas Udang, pada hari Selasa (27/03) bertempat di Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta. Hadir pada kesempatan ini 150 stakeholder di bidang budidaya udang dari berbagai kalangan dan daerah. Hasil yang diharapkan pada kegiatan ini adalah lahirnya embrio Asosiasi Udang Indonesia.

Ketua Umum MAI Prof. Dr. Rokhmin Dahuri menyebutkan, Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia yakni 95.185 km, memiliki potensi lahan pesisir untuk tambak udang terluas di dunia mencapai lebih dari 3 juta ha. Dengan potensi tersebut ditambah mahalnya harga udang yang cenderung stabil, seharusnya Indonesia dapat menjadi negara produsen dan pengekspor udang budidaya terbesar di dunia.

Rokhmin mengatakan, perlu dibentuk Indonesia Aquaculture Incorporated. “Apa itu Indonesia Aquaculture Incorporated? Setiap komponen dalam sistem usaha budidaya udang, seperti pengusaha hatchery, pakan, petambak, pengolah, pemerintah, asosiasi, peneliti, dan dosen, harus mengeluarkan atau menyumbangkan kemampuan terbaiknya, sehingga menghasilkan output terbaik. Antar komponen sistem usaha budidaya udang harus solid, care and share, strengthening to each other, dan bekerja sama secara sinergis.”

Asosiasi yang bergerak pada bisnis udang di Indonesia saat ini masing-masing berdiri sendiri, yaitu asosiasi pada on farm, off farm hulu, maupun off farm hilir. Berbeda halnya dengan negara maju, dimana kelembagaan asosiasi tersebut terhimpun dalam satu wadah yang besar, sehingga asosiasi ini bisa fokus, solid, dan kuat, sehingga pada akhirnya memilki posisi tawar yang tinggi dalam penyusunan regulasi Pemerintah. Hal ini juga rumus keberhasilan produksi pada on farm merupakan hubungan sebab-akibat dengan off farm.

Hal serupa disampaikan Sekretaris Jenderal MAI Agung Sudaryono. “Di industri sawit sudah terbentuk asosiasi yang menyatukan stakeholder dari hulu ke hilir. Tidak terpisah-pisah antara stakeholder pupuk misalnya dengan stakeholder lainnya. Di Vietnam juga seperti itu sehingga menjadi maju. Thailand juga demikian, misalnya fokus di durian montong. Karena itu, Indonesia harus bersatu,” ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya menginisiasi terbentuknya sebuah asosiasi yang menghimpun seluruh stakeholder di bidang budidaya udang dari hulu ke hilir, yang selanjutnya akan dibahas pada kesempatan lain. Disampaikan Agung, nama yang diusulkan adalah Asosiasi Udang Indonesia atau disingkat AUDI. (Dasairy Zulfa/MAI)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top