Krustasea Unik Bawah Laut

KEPITING PORSELEN SI RAPUH YANG MEMATIKAN

Kepiting yang satu ini cukup memang unik. Krustacea ini juga sering ditemukan tinggal di anemon, bersama-sama dengan ikan badut. Kepiting Porselen atau porcelain crab, demikian namanya, adalah krustasea berkaki sepuluh dalam keluarga Porcellanidae. Mereka termasuk kepiting yang sangat mungil, besar rata-ratanya kurang dari 15 mm (0,6 in) lebar. Mereka halus dan rapuh seperti porselen, sehingga mudah kehilangan anggota tubuh saat diserang, itu sebabnya kepiting ini dinamakan kepiting porselen. Namun  mereka punya senjata capit yang besar untuk mempertahankan wilayah.

KEPITING KOTAK, PREDATOR DALAM PASIR LAUTAN

 Kepiting kotak, demikianlah nama si krustasea penyapit yang satu ini. Nama kotak ini disematkan, karena bentuk karapas yang menyembunyikan kedua capitnya, sehingga seakan-akan membentuk sebuah kotak. Kepiting kotak, atau biasa dikenal juga sebagai box crab atau callapa crab, adalah krustasea yang hidup di daratan berpasir di dalam laut, dengan kedalaman 3 sampai 30 meter. Box crab adalah predator yang cukup ganas dan pintar menyamar. Dia akan membenamkan dirinya ke dalam pasir, dan hanya menyisakan sedikit kedua matanya, ketika sedang menunggu dan mengintai mangsanya, dan dengan segera akan menyergapnya apabila si mangsa sudah dalam jangkauannya. Beberapa jenis kepiting kotak memang hanya tinggal di lautan tropis dengan suhu yang cukup hangat, tetapi beberapa juga ditemukan dalam laut dingin. Anakan bulu babi atau juvenile sea urchin adalah salah satu mangsa favoritnya. Capitnya yang kuat, mampu menghancurkan anakan bulu babi dalam waktu singkat. Dalam sekali waktu makan, kepiting kotak bisa menghabiskan beberapa anakan bulu babi. Di beberapa daerah di indonesia, beberapa jenis dari kepiting kotak ini juga dijadikan sebagai makanan yang cukup lezat.

BOXER CRAB, PETINJU MUNGIL PERAIRAN NUSANTARA

Salah satu spesies boxer crab di Indonesia. Foto: Wisuda

Foto: Wisuda

Walaupun mendapat  julukan petinju, tapi petinju yang ini tidaklah mempunyai badan yang kekar layaknya seorang petinju pada umumnya. Tubuhnya sangat mungil, hanya sekitar 2,5 cm saja. Bahkan salah satu jenis kepiting dari genus Lybia ini, terlihat lucu dan sangat unik. Banyak ditemukan di lautan dangkal tropis Samudera Indo-Pasifik, termasuk di Indonesia. Kepiting dengan genus Lybia, memang biasa dikenal sebagai kepiting pom-pom atau boxer crab karena kebiasaan yang membawa anemon laut di dalam masing-masing cakarnya, ini menyerupai pom-pom atau sarung tinju. Kepiting ini juga disebut kepiting pom-pom karena selalu membawa anemon laut di cakarnya, yang menyerupai pom-pom yang dibawa gadis pemandu sorak. Spesies mungil ini tinggal di balik atau celah-celah batu dan karang, membuatnya sangat sulit ditemukan. Mereka akan segera bersembunyi, apabila ancaman tinju anemonnya tidak berfungsi. Walaupun begitu, karena bentuknya yang unik itulah, kepiting petinju atau kepiting pom pom juga diminati oleh para pehobi mahluk laut untuk dipelihara sebagai peliharaan.

 

TEDDY BEAR CRAB, IMUT MENGGEMASKAN DARI LAUTAN INDONESIA

Teddy bear crab di perairan Manado. Foto: Wisuda

Teddy bear crab di perairan Manado. Foto: Wisuda

Walaupun bentuk tubuhnya nyaris sama, tetapi teddy bear yang ini jelas bukan boneka mainan anak-anak, yang banyak kita temui di toko-toko. Ini adalah teddy bear crab, atau kepiting teddy bear, atau sering juga disebut sebagaiHairy Crab (Pilumnus vespertilio). Rambut atau bulu, yang menutupi, hampir di seluruh bagian tubuhnyalah, yang membuatnya selalu disamakan dengan boneka teddy bear. Tinggal di bagian laut yang dangkal, teddy bear crab, banyak tersebar di seluruh penjuru nusantara. Selain ada di laut yang dangkal,ciri  keberadaan si teddy bear crab ini adalah daerah yang berlumpur atau berpasir dengan sedikit karang. Bahkan warna bulu si teddy bear crab pun, sama dengan warna pasir, atau lumpur tempat mereka tinggal, karena teddy bear crab mengalami adaptasi fisiologis, dengan habitatnya. Ini mempunyai beberapa fungsi.

UDANG UNTA, SI BUNGKUK CANTIK MERAH MENYALA

Hinge beak shrimp atau yang dikenal dengan udang unta di perairan Bali. Foto:Wisuda

Hinge beak shrimp atau yang dikenal dengan udang unta di perairan Bali. Foto:Wisuda

Unta yang satu ini tentu tidak untuk ditunggangi, seperti yang selama ini kita kenal sebagai satwa yang membantu transportasi barang dan manusia di negara-negara yang memiliki gurun pasir. Selain memang bukan hewan tunggangan, ukurannya juga sangat mungil untuk berfungsi sebagai kuda tunggangan, yaitu hanya sekitar 4 cm saja. lagipula, si unta mungil ini hidup di dalam lautan. Masuk  dalam family Rhynchocinetidae. Atau beberapa diantaranya lebih dikenal sebagai si udang unta, atau biasa juga disebut hinge beak shrimp adalah spesies udang. Banyak  ditemukan di Indo-Pasifik. Udang ini memiliki mata hitam besar, dan fitur merah dan garis putih pada tubuh . Memiliki banyak spot putih yang  jantan sangat dominan. Udang ditemukan dalam cekungan dan celah-celah karang pada kedalaman 5-35 meter.
Foto: WisudaMereka pun hidup secara komunal, atau membentuk kelompok yang terdiri dari puluhan udang. Betina membawa 267-1764 telur. telur memerlukan waktu 9 hari untuk menetas setelah pemijahan, dan terjadi pada suhu 29,2 °C, atau 18 hari saat suhu berada di bawah 22,0 °C. Salah satu jenisnya, yaitu R. durbanensis pertama kali dijelaskan secara ilmiah oleh Isabella Gordon pada tahun 1936. Karena memiliki warna yang cukup cantik dan unik, udang ini mulai digemari orang sebagai peliharaan di akuarium. Harganya juga cukup mahal di pasaran. Walaupun tidak termasuk langka, tetapi eksploitasi yang berlebihan, akhirnya dapat merusak atau memunahkan species ini. Karenanya, penting untuk dipikirkan juga, bagaimana melestarikannya.

 

UDANG TENGKORAK, UDANG EKSOTIS DARI KEDALAMAN LAUT

Udang tengkorak (skeleton shrimp) di perairan Bali. Foto : Wisuda

Udang tengkorak (skeleton shrimp) di perairan Bali. Foto : Wisuda

Udang tengkorak (skeleton shrimp) di perairan Bali. Foto : Wisuda

Walaupun ada embel-embel tengkorak di namanya, tetapi tengkorak yang satu ini tidak semenakutkan seperti yang anda pikir. Ini hanyalah nama dari satu jenis udang yang sangat kecil ukurannya. Udang tengkorak atau Caprellidae adalah keluarga amphipods, yang umumnya dikenal juga sebagai udang kerangka. Dengan tubuh seramping benang memungkinkan mereka, menghilang dengan cepat di antara cabang-cabang halus rumput laut, hidroid dan bryozoa. Mereka kadang-kadang juga dikenal sebagai udang hantu.

Udang tengkorak mudah dikenali dari amphipoda yang lainnya karena tubuh mereka yang panjang dan ramping dan sangat mirip dengan kerangka.dan karena itu pula, udang ini dinamakan tengkorak.  Tubuh mereka dapat dibagi menjadi tiga bagian –cephalon (kepala), yang pereon (dada), dan perut. Pereon terdiri sebagian besar dari panjang tubuh. Hal ini dibagi menjadi tujuh segmen yang dikenal sebagai pereonites. Cephalon biasanya menyatu dengan pereonitepertama. Mereka juga memiliki dua pasang antena, untuk berkomunikasi. Cephalonberisi rahang, maksila, dan maxillipeds yang berfungsi sebagai mulut.

Sumber : http://www.mongabay.co.id/

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top