Teknologi yang Kita Gunakan Masih Import

KedaiPena.Com – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS mengatakan, negara dapat makmur dalam indeks ekonomi jika pendapatan perkapita penduduknya tinggi.

Demikian hal itu disampaikan Rokhmin Dahuri MS dalam kegiatan Kuliah Umum bertema Kewarganegaraan Wawasan Nusantara Sebagai Perwujudan Kesatuan Ekonomi yang di selenggarakan Universitas Tanjungpura Pontianak.

“Di tahun 2019 sudah masuk negara menengah pendapatan atas, karena situasi Covid-19 pada tahun ini 2021 pendapatan perkapita kita turun menjadi 3,870 itu membuat bangsa Indonesia turun menjadi negara berpendapatan menengah bawah,” ucap Rokhmin begitu dirinya disapa, Rabu (6/10/2021).

Menurutnya, jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga Indonesia, seperti Tiongkok, Malaysia, Thailand berbanding jauh.

“Kalau kita bandingkan dengan negara tetangga itu berbeda jauh,” tambahnya.

Tidak hanya itu, ia menyampaikan, negara dikatakan maju jika kapasitas teknologi di kelas 1 yakni Technology Innovator Countries.

Dengan demikian, tegas dia, artinya 70 persen kebutuhan teknologi bangsa dihasilkan oleh putra- putri sendiri.

“Tetapi Indonesia baru kelas 3 technology adoptor countries artinya teknologi yang kita gunakan saat ini itu masih import,” katanya.

“Seharusnya mahasiswa, dosen, Presiden Kepala Daerah, Menteri, Rakyat untuk mencapai teknologi yang ketertinggalan,” sambungnya.

Selain itu, kata dia, Indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia belum memenuhi syarat untuk menjadi sebuah negara maju.

“Karena kalau negara maju itu minimal 0,8 tetapi kita baru 0,718,” imbuhnya.

ia menyimpulkan, bahwa pengangguran, kemiskinan, ketimpangan sosial-ekonomi, disparitas pembangunan antar wilayah dan ketidakadilan hukum merupakan akar berbagai permasalahan.

Hal itu, tegas dia, kecenderungan sosial, demonstrasi anarkis, radikalisme, terorisme dan gejala disintegrasi bangsa sebuah ancaman.

“Merupakan ancaman serius bagi terwujudnya Indonesia yang bersatu, maju adil-makmur dan berdaulat (Indonesia Emas) 2045,” pungkasnya.

sumber: www.kedaipena.com

Scroll to Top