KKP Kembangkan Vaksin Kombinasi Ikan Nila dengan Tingkat Perlindungan yang Lebih Tinggi

Badan Riset Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kelautan dan Perikanan berhasil mengembangkan vaksin ikan nila, yaitu vaksin kombinasi antara A. hydrophila dan S. agalactiae.

vaksin ikan nila

Ikan nila rentan terhadap dua jenis penyakit yang dapat muncul bersamaan, yaitu Motile Aeromonas Specticemia (MAS) dan Streptococcosis. Penyakit tersebut disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila dan Streptococcus agalactiae. Total nilai angka kesakitan (insidensi) yang terjadi sekitar 60 persen dari total populasi.

Vaksin yang baru saja dikembangkan oleh BRSDM dapat menjadi alternatif untuk mencegah penyakit tersebut. Vaksin tersebut adalah Caprivac hydrogalaksi, vaksin inaktif yang mengandung strain bakteri Aeromonas hydrohyla AHL0905-2 dan Streptococcus agalactiae N14G isolate lokal. Vaksin ini cukup mudah untuk diaplikasikan, bisa dilakukan secara injeksi atau direndam.

Pengembangan vaksin ini diharapkan mampu memberikan perlindungan yang lebih baik jika dibandingkan dengan vaksin tunggal, seperti A. hydrophila  atau vaksin S.agalactiae saja. Vaksin kombinasi tersebut sudah diuji langsung ke ikan nila dan terbukti ikan yang divaksin memiliki kekebalan terhadap penyakit dengan nilai kelulusan hidup relatif tinggi, sebesar 56,7.

Saat ini vaksin tersebut sudah dikomersialkan sehingga diharapkan dapat mendukung kebijakan strategis pemerintah untuk pembangunan perikanan budidaya berkelanjutan dengan mengembangkan sistem kesehatan ikan dan lingkungan agar menghasilkan produk perikanan budidaya yang aman dikonsumsi serta menjaga kondisi lingkungan dengan program unggulan KKP, yaitu Gerakan Vaksinasi Ikan (Gervikan) yang sudah ada sejak 2012.

Gerakan tersebut bertujuan mensosialisasikan penggunaan vaksin sebagai upaya untuk mengendalikan penyakit pada ikan dengan cara yang aman, murah, dan efektif.

Kepala BRSDM, Sjarief Widjaja memaparkan arahan pengembangan perikanan budidaya ini merupakan perintah langsung dari Presiden Joko Widodo kepada KKP. Perintah tersebut langsung direspons melalui riset dan peningkatan kapasitas SDM. Salah satu respons yang telah berhasil terealisasi adalah pengembangan vaksin untuk ikan.

Vaksin dikembangkan dengan cara kerja sama antara Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan di bawah supervisi Pusat Riset Perikanan KKP dengan PT Caprifarmindo Laboratories.

 

 

sumber: https://www.pertanianku.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top