Apa Itu FCR pada Budidaya Udang?

Feed Conversion Ratio atau nilai konversi pakan merupakan hasil perbandingan dari jumlah pakan yang diberikan dengan berat total komoditas hasil panen. Manajemen pakan yang baik akan menghasilkan nilai FCR yang rendah, artinya pakan yang diberikan selama proses budidaya dikonsumsi oleh udang dengan baik.

Untuk menghitung nilai FCR pada budidaya udang cukup mudah untuk dilakukan. Petambak hanya perlu membagikan jumlah pakan total yang diberikan dengan biomassa udang. Nilai FCR yang baik pada budidaya udang adalah 1,1-1,2.

Untuk menghindari nilai FCR tinggi setelah proses budidaya selesai, maka petambak harus menghindari kondisi-kondisi yang diketahui dapat meningkatkan nilai FCR. Seperti dilansir dari app.jala.tech, kondisi-kondisi yang dimaksud adalah:

1. Tingginya Suhu Air

Udang dapat tumbuh dengan optimal pada suhu 28-30 derajat celsius. Meningkatnya suhu pada tambak akan merangsang udang untuk makan lebih banyak, namun tingkat konversi pakannya juga tinggi. Hal ini berarti tingkat penyerapan udang sangat rendah dibandingkan dengan jumlah pakan yang diberikan.

2. Over Feeding

Pemberian pakan yang berlebihan tentu akan menyebabkan pakan yang diberikan tidak sepenuhnya digunakan oleh udang. Akan banyak sisa pakan yang tidak termakan dan hal ini tentu akan meningkatkan konversi nilai pakannya. Petambak harus menetapkan jumlah pakan yang akan diberikan dengan melakukan evaluasi rata-rata berat udang dan nilai sintasan demi menghindari hal ini.

3. Frekuensi Pemberian Pakan Tinggi

Pemberian pakan udang pada umunya dilakukan sebanyak 3 sampai 5 kali per hari dengan jarak pemberian pakan adalah 3 sampai 4,5 jam. Meningkatkan frekuensi pemberian pakan tentu sama saja dengan overfeeding yang dapat meningkatkan nilai konversi pakan.

4. Arus Air yang Berlebihan

Arus air yang berlebihan dapat terjadi karena penempatan kincir yang tidak benar sehingga saat pakan diberikan, pakan akan terbawa oleh arus dan menjadi sulit untuk dijangkau oleh udang. Maka pastikan penempatan kincir pada tambak sudah sesuai dan lakukan pemberian pakan secara konvensional, yaitu dengan mengelilingi kolam dan mematikan kincir sebagian.

Tingginya nilai FCR tentu sangat merugikan bagi petambak. Dengan mengetahui penyebabnya, diharapkan petambak lebih teliti dalam mencegah hal itu terjadi pada usaha budidayanya.

Sumber: https://www.isw.co.id

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top