PENGARUH BOBOT BIBIT YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN ANGGUR LAUT (Caulerpa lentillifera) DENGAN METODE LONGLINE DI DESA EKAS BUANA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PENGARUH BOBOT BIBIT YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN ANGGUR LAUT (Caulerpa lentillifera)  DENGAN METODE LONGLINE DI DESA EKAS  BUANA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

 

Pendahuluan

Anggur laut merupakan salah satu jenis alga hijau yang hidup menyebar dibeberapa perairan Indonesia (Anwar, 2016). Anggur laut memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, Morris (2014) menyatakan bahwa Anggur laut merupakan sumber penghasilan dunia terutama di pulau Fiji, Samoa, dan Tonga di wilayah selatan pasifik. Secara keseluruhan ketiga daerah tersebut dalam satu tahun dapat menghasilkan 123 ton yang setara dengan US$266,492.  Iskandar (2015) pertumbuhan Caulerpa lentillifera dengan  metode longline di tambak menghasilkan pertumbuhan yang relatif baik. Akan tetapi penelitian sebelumnya hanya terbatas pada area tambak yang memiliki cakupan area lebih kecil dari laut.  Adapun keberhasilan sistem penanaman dalam budidaya anggur lautdipengaruhi oleh penggunaan bibit yang baik, serta bobot bibit yang sesuai akanmeningkatkan pertumbuhan anggur laut. Iskandar (2015) menyatakan bahwa perbedaan bobot bibit sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut, karena dengan adanya perbedaan bobot bibit awal maka menyebabkan terjadinya perbedaan pertumbuhan. Hal ini dikarenakan jumlah unsur hara yang diserap oleh masing-masing rumput laut berbeda. Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan  mengenai pengaruh bobot bibit yang berbeda terhadap pertumbuhan anggur laut dengan metode longline di perairan Desa Ekas Buana.

 

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Teluk Ekas Desa Ekas Buana, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur selama 45 hari dimulai pada bulan April sampai Juni 2018. Metode penelitian adalah eksperimental, menggunakan RAL dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan sehingga didapat 16 unit percobaan. Setiap perlakuan terdiri atas perlakuan A( bobot bibit 25 gram), B (bobot bibit 50 gram), C (bobot bibit 75 gram) dan D (bobot bibit 100 gram).

 

Analisis Data

Parameter yang diuji secara statistik adalah pertumbuhan mutlak  SGR=  Wt-W0 dan lanjutan mutlak pertumbuhan SGR=    x 100 % . pengaruh bobot bibit terhadap setiap parameter yang diamati  ditentukan melalui analisis sidik ragam (ANOVA) dan apabila  terdapat perbedaan antar pelakuan maka dilanjutkan dengan uji LSD.

 

Hasil

Bobot bibit yang berbeda memberikan hasil yang signifikan terhadap pertumbuhan mutlak anggur laut (Tabel 1).  Pertambahan biomassa tertinggi terdapat pada perlakuan bibit 25 gram yaitu dengan rerata 100,75±2,06. Laju pertumbuhan spesifik menunjukkan pertumbuhan terbaik terdapat pada bobot 25 gram denngan rerata 3,6± 0,03 (Tabel 2). Hasil pengukuran kualitas air di Teluk Ekas berada pada kisaran optimal bagi pertumbuhan anggur laut rerata  Oksigen terlarut (mg/l) 5,0-6,5 Kecerahan (m) 2-5 Suhu (°C) 30-32 Salinitas (ppt) 30-34 pH 6,5-8,1 Arus (m/s) 0.05-0.4 (Tabel 3).

 

Pembahasan

Bobot bibit  yang memberikan hasil terbaik bagi pertumbuhan anggur laut  adalah bobot 25 gram, dimana bobot bibit 25 gram memiliki  jumlah thallus yang lebih sedikit dan mempunyai ruang tumbuh yang lebih besar sehingga mempercepat percabangan baru. Hal ini sesuai dengan Sabarno (2015), yang menyatakan bahwa biomassa awal bibit berpengaruh terhadap pertumbuhan anggur laut. Bobot bibit yang terlalu rendah memiliki jumlah thallus yang lebih sedikit dan m.empunyai ruang tumbuh yang lebih besar sehingga mempercepat tumbuhnya percabangan baru.  Nilai kualitas air di Teluk Ekas berada pada kisaran yang optimal bagi pertumbuhan anggur laut. Menurut Sahabati (2016) adapun faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anggur laut adalah suhu, salinitas, pH, kecepatan arus, oksigen terlarut kecerahan dan lain-lain.

 

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, O. L., Bubun, L. R., Rosmawati. (2016). Manfaat anggur  laut (Anggur laut racemosa) dan penanganannya dengan melibatkan masyarakat pantai di desa rumba-rumba. Seminar Nasional dan Gelar Produk. Fakultas Perikanan Universitas Muhammadiyah.  Kendari. 12-13

Iskandar, N. S. (2015). Pengaruh bobot awal yang berbeda terhadap pertumbuhan Anggur laut lentillifera yang dibudidayakan dengan metode longline di tambak bandengan, Jepara. Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Jurnal Aquakultur. Vol. 4 No.4, 34-50

Morris. (2014). Supply chain and marketing of sea grapes, Anggur laut racemosa (Forsskål) J. Agardh (Chlorophyta: Anggur lautceae) in Fiji, Samoa and Tonga. Vol. 26, 783–789

Sabarno, A., Patdjai, S. R., Rahman, A., Kurnia, A. (2018). Pengaruh bobot bibit yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi rumput laut Gracilaria verrucosa menggunakan metode longline di tambak. Jurnal of Aquaculture. Vol.3.No.2,  607-616

Sahabati, S. T., Mudeng, D. J., Mondoringin. (2016). Pertumbuhan rumput laut (Kappaphycus alvarezi) yang dibudidaya dalam kantong jaring dengan berat awal berbeda di Teluk Kepulauan Sangihe. Jurnal of Aquakultur. Vol.4.No.3, 16-21

Yudasmara. (2014). Budidaya anggur laut (Anggur laut racemosa) melalui media tanam rigid quadrant nets berbahan bambu. Jurusan Budidaya Kelautan Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal sains dan teknologi. Vol.3.No.2. 468-47

 

Sumber: Rizky Wibawati, Dewi Nur’aeni Setyowati, Baiq Hilda Astriana,  Program Studi Budidaya Perairan,  Universitas Mataram Jl. Pendidikan No. 37 Mataram NTB  Dinas Kelautan dan Perikanan, Provinsi NTB. Jalan Maryana No 105. Mataram, NTB

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top