Perairan Danau Toba Mulai Tercemar, Salah Satu Sumbangsihnya Berasal Dari KJA

Mengutip dari tulisan Sri Noviyanti dari laman kompas.com Hasil studi dari pusat riset Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) menyebutkan bahwa Danau Toba adalah muara dari berbagai sungai di Sumatera Utara. Karena itulah, Danau Toba menerima limbah dari berbagai kegiatan industri dan rumah tangga, termasuk peternakan. Akan tetapi, berita mengenai menurunnya kualitas perairan Danau Toba tersebar bahwa aktivitas budidaya ikan menggunakan KJA di sekitar Danau Toba disebut-sebut sebagai pencemar utama. Hal ini membuat cemas para pemilik KJA tersebut jika suatu hari nanti kegiatan KJA di Danau Toba akan dihilangkan.

 
Tulisan Sri Noviyanti tersebut juga menjelaskan pada dasarnya, jika dikelola dengan praktik yang berkelanjutan, KJA dapat hidup berdampingan dengan ekosistem Danau Toba. Tak menutup kemungkinan pula KJA di wiayah Danau Toba ke depannya bisa dikembangkan menjadi pilihan ekowisata. Mengenai budidaya berkelanjutan, PT Japfa Comfeed Indonesia melalui anak usahanya PT Suri Tani Pemuka (STP) yang sudah beroperasi di Danau Toba sejak 2012 sudah menjalankan hal itu. Sebagai korporasi, STP mengantongi izin operasi KJA di tiga lokasi, yakni Tambun Raya, Sipolha, dan Tigaras. Sejak berdiri, STP mengutamakan budidaya ikan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Mereka menerapkan pola dengan menggunakan benih yang berstandar, menggunakan pakan yang ramah lingkungan, dan juga pemberian pakan dengan menggunakan mesin sehingga terkontrol dan sesuai kebutuhan.

 
STP juga aktif bermitra dengan masyarakat pembudidaya ikan di kawasan Danau Toba. Bahkan, pada 2016 dan 2017 mereka juga mengadakan sosialisasi praktik budidaya ikan yang baik dengan target masyarakat pembudidaya. Pembinaan mencakup aspek peningkatan produktivitas dan penerapan praktik yang ramah lingkungan serta berkelanjutan. Pada 2018, STP juga mengadakan pembinaan pemanfaatan produk sampingan ikan budidaya seperti sirip, kepala ikan, dan kulit ikan yang dapat dijadikan kudapan ringan untuk mendorong peningkatan perekonomian masyarakat sekitar.

 

Sumber : https://ekonomi.kompas.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top