Natuna ditengarai memiliki banyak keunggulan sebagai kepulauan di garis terdepan Indonesia, di antaranya potensi sumber daya perikanan laut yang ditaksir lebih dari satu juta ton per tahun.
Sumber foto : Okezone
Sejarah singkat Kabupaten Natuna
Berdasarkan Undang-Undang No. 53 tahun 1999, Kabupaten Natuna merupakan hasil pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau sebelum menjadi Provinsi dengan ibukota Ranai. Letak Kabupaten Natuna sangat srategis yang dilalui lalu lintas perdagangan internasional. Terdapat 12 kecamatan di Kapbupaten Natuna, yaitu Kecamatan Midai, Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau Laut, Pulau Tiga, Bunguran Timur, Bunguran Tengah, Bunguran Selatan, Serasan, Subi, dan Serasan Timur.
Secara administratif, Kabupaten Natuna berbatasan dengan Laut Cina Selatan di sebelah utara dan timur, Kabupaten Bintan di sebelah selatan, dan Sememnanjung Malaysia di sebelah barat.
Kabupaten Natuna memiliki luas wilayah 264.198,37 km2, sebagian besar terdiri dari lautan 262.197,07 km2 dengan luas daratan hanya 2.001,30 km2. Jumlah pulau di Kabupaten Natuna sebanyak 154 pulau, dengan 27 pulau yang berpenghuni dan sebagian besar pulau, yaitu 127 pulau tidak berpenghuni. Dua pulau terbesar yaitu Pulau Bunguran dan Pulau Serasan.
Sementara itu, pulau-pulau yang ada juga dapat dikelompokkan dalam 2 gugusan, yaitu Gugusan Pulau Natuna, terdiri dari pulau-pulau di Bunguran, Sedanau, Midai, Pulau Laut, dan Pulau Tiga; dan Gugusan Pulau Serasan, terdiri dari pulau-pulau di Serasan, Subi Besar dan Subi Kecil.
Topografi di Pulau Bunguran umumnya berelief landai dan ada beberapa tempat berelief terjal dengan ketinggian berkisar antara 0–550 m di atas permukaan laut (dpl). Wilayah bagian selatan umumnya merupakan daerah bertopografi landai dengan ketinggian sekitar 0-200 meter dpl. Di bagian utara merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian hingga 300 meter dpl. Pulau-pulau lain di sebelah Selatan Pulau Bunguran seperti Pulau Tiga, bentuk topografinya secara umum landai sedang dengan ketinggian berkisar antara 0-200 m dpl, demikian juga pulau-pulau kecil lainnya. Hampir 10% dari wilayah Kecamatan Bunguran Timur dan Bunguran Barat merupakan dataran rendah dan landai terutama di pinggiran pantai, 65% berombak, dan 25% berbukit sampai bergunung. Ketinggian dari permukaan laut beragam berkisar 3-959 m dpl dengan kemiringan antara 2-5 m.
Tingkat kelerengan di wilayah Kabupaten Natuna cukup bervariatif. Hal ini karena Natuna memiliki topografi daratan yang berbukit-bukit. Kelerengan di Natuna dapat mencapai 50%, berada di sekitar Kecamatan Bunguran Timur. Tingkat kelerengan yang rendah umumnya terdistribusi di sekitar pesisir, yang berkisar 10-20%.
Jumlah penduduk Kabupaten Natuna pada tahun 2015 sebanyak 74.520 jiwa, terdiri dari 38.410 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 36.110 jiwa perempuan. Kecamatan Bunguran Barat dan Bunguran Timur merupakan dua kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat di Kabupaten Natuna, yaitu masing-masing sebanyak 11.231 jiwa dan 26.127 jiwa.
Distribusi penduduk di Kabupaten Natuna banyak didominasi pada usia produktif yaitu usia 16 – 59 tahun, yaitu sebesar 60,55 persen. Kelompok usia dibawah 16 tahun dan diatas 60 tahun masing-masing sebesar 33,17 persen dan 6,28 persen. Keadaan ini mendukung kabupaten Natuna untuk dikembangkan sebagai industri perikanan dilihat dari segi sumber daya manusianya.
Kegiatan perikanan di Kabupaten Natuna didominasi oleh usaha penangkapan ikan 98% dan budidaya hanya 2%. Pada tahun 2015, produksi perikanan tangkap mencapai 48.698,84 ton sedangkan produksi perikanan budidaya sebesar 754,84 ton. Pertumbuhan produksi perikanan tangkap tahun 2015 terhadap 2014 mencapai 2,87 persen. Sedangkan pertumbuhan produksi perikanan budidaya pada periode waktu yang sama mengalami penurunan sebesar 69,55 persen. Hal ini disebabkan pembudidaya mengalami kesulitan dalam mencari pangsa pasar bagi produk perikanan budidaya yang dihasilkan.
berita selengkapnya bisa dilihat di Majalah MAInfo edisi 4 20 Mei-20 Agustus 2018