Early Mortality Syndrom

Apa itu EMS?

Early Mortality Syndrom (EMS) atau bisa juga disebut dengan Hepatopancreatic akut Nekrosis Sindrom merupakan penyakit yang menyerang udang. Penyakit ini ditemukan pertama kali di Cina pada tahun 2009 kemudian menyebar ke VietNam pada tahun 2010, Malaysia dan Borneo Utara pada tahun 2011 dan Thailand pada tahun 2012. Pada tahun 2013, EMS pertama kali dilaporkan menyebar diluar wilayah Asia, sperti Meksiko. Hal ini terjadi ketika Meksiko mengimpor udang hidup yang ternyata terinfeksi EMS dari Asia.

Penelitian dari Universitas Arizona mengidentifikasi bahwa penyakit ini disebabkan oleh agen bakteri Vibrio parahaemolitycus yang ditularkan secara oral dan koloni di saluran pencernaan udang. Hal tersebut kemudian menyebabkan kerusakan jaringan dan disfungsi organ pencernaan (hepatopancreas) akibat racun yang dikeluarkannya. Sebuah tim peneliti dari Universitas Kinki dan Institut Penelitian Nasional Budidaya Ikan di Jepang juga telah mengidentifikasi pemicu EMS. Tim tersebut menemukan bahwa EMS muncul di kolam ketika terjadi peningkatan pH dengan kisaran 8,5-8,8.

Kapan dan Dimana EMS bisa terjadi?

Sejauh ini, penyakit EMS telah ditemukan di Asia seperti di China, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Penyakit ini diduga juga telah menyebar ke Meksiko. EMS muncul selama tujuh hari hingga 30 hari pertama pasca tanam.

Diagnosa

Hasil gambar untuk ems pada udang

EMS ditandai dengan nilai kematian yang tinggi bahkan banyak kasus menyebutkan nilai kematian ini bisa mencapai 100% dalam kurun waktu 30 hari pertama. Sedangkan tanda-tanda klinis EMS meliputi:

  • Berenang tidak stabil atau berenang di dekat dasar
  • Pertumbuhan menurun
  • Hepatopancreas berwarna putih dan terdapat bintik/garis gelap
  • Berkurangnya ukuran hepatopancreas
  • Pengerasan pada hepatopancreas
  • Eksoskeleton rapuh

Pencegahan dan Pengobatan

  1. Menggunakan induk bebas EMS. Selektif breeding  dilakukan dengan cara uji tantang ketahanan terhadap EMS, kemudian benih-benih yang memiliki kelangsungan hidup terbaik dipilih sebagai kandidat induk untuk generasi berikutnya.
  2. Meningkatkan manajemen dan teknik budidaya. Untuk menghilangkan EMS dan patogen lainnya di dalam air, harus dipastikan bahwa populasi mikroba seimbang,menggunakan benih yang sehat pada saat penebaran dan melakukan manajemen pengelolaan air dan dasar kolam. Desinfeksi dengan menggunakan klorin dan ozon dapat menghilangkan beberapa patogen. Untuk membuat suatu komunitas mikroba yang matang, probiotik dan polikultur dapat membantu meningkatkan kualitas air. Selain itu, menjaga intensitas cahaya sedang untuk bioflok, menghindari overfeeding dan menghilangkan lumpur secara teratur juga diperlukan.
  3. Melakukan fase pengasuhan pada bibit. Postlarva diasuh dan dipelihara terlebih dulu di kolam pengasuhan sampai kondisi yang lebih besar dan kuat sambil memastikan kesehatan benih. Pemeliharaan selama sepuluh hingga duapuluh hari pada kolam pengasuhan(nursery) sangat penting dilakukan untuk mengevaluasi kondisi fisik dan medis dari benih yang akan ditebar.
  4. Meningkatkan infrastruktur budidaya dengan biosekurity yang ketat. Kolam kecil dan dalam dengan pelapis plastik memudahkan manajemen desinfeksi, pemberian pakan, kualitas air, bioflok dan lumpur.
  5. Mengidentifikasi zat aditif pada pakan akan membantu mengurangi EMS. Hal ini berkaitan dengan penggunaan inhibitor kuorum-sending, minyak esensial atau immunostimulan.
  6. Melakukan Integrated Farming

 Sumber : http://www.thefishsite.com/diseaseinfo/54/early-mortality-syndrome/ 

 TheFishSite.com - news, features, articles and disease information for the fish industry 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top