Pembenihan Ikan Kerapu Skala Rumah Tangga

PENDAHULUAN

Ikan Kerapu merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi di pasar internasional baik sebagai ikan konsumsi (ukuran berat 600-1.200g/ekor) maupun ikan hias (ukuran panjang 10 cm/ekor). Dalam keadaan hidup, harga ikan kerapu ukuran konsumsi mencapai US$ 90 – 150/kg.

Permintaan pasar ikan kerapu terus meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri (ekspor). Terbukanya peluang pasar ikan kerapu dapat membawa dampak pada upaya eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya ikan kerapu di alam makin intensif sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu sediaan alaminya. Untuk menjamin kesinambungan produksi ikan kerapu sebagai salah satu penghasil devisa potensial di sektor perikanan dan kelautan, maka pengembangan budidayanya merupakan alternatif yang perlu terus dikembangkan.

Salah satu metode yang digunakan dalam pembudidayaan/pembenihan ikan kerapu adalah pembenihan sklala rumah tangga. Kegiatan ini dimulai dari penebaran telur, produksi pakan alami, pemberian pakan dan manajemen lingkungan. Manajemen produksi benih kerapu yang baik akan mengahasilkan benih ikan kerapu yang memiliki tingkat survival rate yang tinggi dan benih yang berkualitas.

Hasil gambar untuk BENIH IKAN KERAPU   Hasil gambar untuk BENIH IKAN KERAPU

PEMILIHAN LOKASI

Beberapa persyaratan yang harus terpenuhi dalam usaha pembenihan ikan kerapu macan yaitu :

  1. Faktor teknis meliputi sumber air, dasar perairan, kualitas tanah, elevasi lahan dan pasang surut.
  2. Faktor non teknis meliputi, RUTR (Rencana Umum Tata Ruang), tata guna lahan, transportasi, komunikasi. instalasi listrik, tenaga kerja, pemasaran, tempat ibadah, pelayanan kesehatan, dll.

Standart mutu air laut untuk pembenihan ikan kerapu

No. Parameter Kisaran
1 Suhu 28 – 32 oC
2 Salinitas 30 – 33 g/l
3 Kesadahan 80 – 120 mg/l
4 PH 7 – 8
5 DO > 5 mg/l
6 Phospat < 0,1 mg/l
7 Amonia < 0,5 mg/l
8 Kecerahan Maksimum
9 NO2 < 0,1 mg /l

SARANA PEMBENIHAN

Sarana untuk pembenihan ikan kerapu terdiri dari :

  1. Bak pemeliharaan larva
  2. Bak kultur pakan alami
  3. Instalasi pengadaan air laut yang terdiri dari : filter air laut dan pipa distribusi air laut
  4. Instalasi sistem aerasi
  5. Tenaga listrik
  6. Sarana penunjang lainnya

TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA

Beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam usaha pemeliharaan larva ikan kerapu yaitu :

  1. Persiapan bak
  2. Seleksi dan penanganan telur
  3. Transportasi telur
  4. Pemeliharaan larva meliputi : penebaran dan penetasan telur, manajemen pakan, manajemen kualitas air, pengaturan pencahayaan, panen juvenil, grading dan pendederan

SELEKSI TELUR

Seleksi telur dilakukan dalam akuarium dengan cara mendiamkan telur tanpa aerasi selama 3 menit. Telur yang baik akan mengpung di permukaan dan telur yang jelek akan mengendap di dasar. Selanjutnya telur yang mengendap disiphon dan dihitung jumlahnya dengan metode sampling dan siap tebar.

PAKAN ALAMI

Syarat pakan alami yang baik untuk usaha pembenihan ikan kerapu yaitu :

  1. Bentuk dan ukurannya sesuai dengan lebar bukaan mulut larva
  2. Mudah diproduksi secara massal atau mudah di budidayakan n
  3. Kandungan nutrisinya tinggi dan lengkap
  4. Isi sel padat dan mempunyai dinding sel tipis sehingga mudah di cerna
  5. Cepat berkembang biak dan memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan lingkungan sehingga lestari ketersediaan.
  6. Tidak mengeluarkan senyawa beracun
  7. Gerakannya menarik bagi ikan namun tidak terlalu aktif sehingga mudah ditangkap

PAKAN BUATAN

Pakan buatan mulai diberikan sejak larva berumur 8 hari. Untk larva berumur 8 – 17 hari diberikan pakan 2 kali sehari dan 18-20 hari diberikan pakan 3 kali sehari masing-masing sebanyak 8 gr / pemberian pakan. Mulai umur 21 hari, pakan ditingkatkan menjadi 10 gr/pemberian dan umur 31-45 hari sebanyak 15 gr/hari masing-masing dengan frekuensi 3 kali / hari. Umur 46-50 hari diberikan 15 gr/hari dengan frekuensi 4 kali/hari. Setelah mencapai umur 50 hari (mulai D-51) pakan buatan diberikan sebanyak 10-15 gr/pemberian pakan dengan frekuensi 4 kali/hari. Selama masa pemeliharaan, pakan buatan diberikan secara merata. Jumlah dan ukuran partikelnya ditentukan berdasarkan ukuran pengamatan terhadap kondisi larva.

HAMA & PENYAKIT

Penyakit akan muncul jika lingkungan jelek dan keseimbangan terganggu. Patogen pada ikan dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu penyakit infeksi dan non infeksi. Penyakit non infeksi disebabkan oleh gangguan non patogen seperti nutrisi, kualitas air, racun dll. Sedangkan penyakit infeksi disebabkan oleh organisme patogen seperti parasit, jamur, bakteri, virus yang dapat menular dari satu inang ke inang yang lain.

Penyakit non infeksi terdiri dari stress, intoksikasi dan defisiensi. Jenis parasit yang umum menyerang ikan budidaya yaitu : Cryptocaryonasis, Oodiniasis, Skin Monogenic Trematode, Gill Trematode, Parasit Crustacea, infeksi Trichodina, Scuticociliotosis, dan internal parasit.

ANALISA USAHA

No. Uraian Bahan Jumlah Harga satuan Jumlah Harga
1 INVESTASI
Lahan 400 m2 100000 40000
Pembuatan bak larva dan pengatapan 6 bh 6000 36000
Pembuatan bak pakan alami 6 bh 4000 24000
Pembuatan bak reservoar, filter 1 unit 10000 10000
Pompa celup 2 buah 600 1200
Pompa air laut 1 unit 4000 4000
Instalasi pompa air laut 1 unit 2500 2500
Hight blow 200 watt 1 unit 5000 5000
Instalasi aerasi 1 unit 1500 1500
Instalasi listrik 1 unit 2500 2500
Genset 2 KVA 1 buah 3000 3000
Peralatan pembenihan 1 unit 2000 2000
Lain-lain 1 unit 2000 2000
Total Biaya Investasi 133700
2 BIAYA OPERASIONAL PERTAHUN
a Biaya tetap
Gaji/Upah (2 orang) 12 bulan 900 10800
Penyusutan 5% 5805
Listrik 12 bulan 500 6000
Total biaya tetap 22605
b. Biaya variabel
Telur 2 juta 0,002 4000
Pupuk 1 paket 400 400
Bahan Kimia 1 paket 4000 4000
Artemia 60 kaleng 350 21000
Pakan buatan 4 paket 6660 26640
Udang jambret 600 kt 6 4000
Biaya dan alat panen 1 tahun 4000 4000
Lain-lain 1 paket 3000 3000
Total Biaya Variabel 66040
Total Biaya Operasional 88645

3 PENGHASILAN

3.2 Benih Ikan Kerapu Tikus

  • Penebaran telur 10 butir / liter atau 100.000 butir/ bak (digunakan 4 bak) (HR 80%) 80.000
  • Sintasan benih ukuran panjang 3 – 4 cm rata-rata = 10% (32.000 ekor/siklus)
  • Harga jual rata-rata = 3500/ekor
  • Pendapatan 2 siklus = 2 x 32.000 x Rp 3500 = Rp. 224.000.00

3.3 Benih Ikan Kerapu macan

  • Penebaran telur 10 butir / liter atau 100.000 butir/ bak (digunakan 4 bak) (HR 80%) 80.000
  • Sintasan benih ukuran panjang 3 – 4 cm rata-rata = 20% (64.000 ekor/siklus)
  • Harga jual rata-rata = 2100/ekor
  • Pendapatan 2 siklus = 2 x 64000 x Rp. 2.100 = Rp. 268.800.000

Pendapatan total (Kerapu tikus dan Kerapu macan) = Rp. 492.800.000

Keuntungan sebelum pajak

  • Keuntungan sebelum pajak – biaya operasional =Rp. 492.800.000 – Rp 88.645.000 = Rp. 404.155.000
  • Keuntungan bersih setelah dikurangi pajak – biaya investasi = Rp 264.455.000

Rata-rata penghasilan per bulan Rp. 24.749.358,3

  • Catatan : Satu unit HSRT ikan kerapu tikus terdiri 6 buah rak pemeliharaan larva
  • Satu tahun terdiri dari 4 siklus produksi ( 2 siklus ikan kerapu tikus dan 2 siklus ikan kerapu macan)

SUMBER

Balai Budidaya Air Payau Situbondo

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top